Sabtu, 17 November 2012

RESUME KULIAH AKUSTIK KELAUTAN 



AKUSTIK KELAUTAN


    Akustik kelautan adalah ilmu yang mempelajari rambatan gelombang suara pada kolom air laut. permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam akustik kelautan ini yaitu, kecepatan gelombang suara, waktu (pada saat gelombang dipancarkan hingga gelombang dipantulkan kembali), dan kedalaman perairan. Hal-hal yang mendasari kita mempelajari akustik kelautan adalah laut yang begitu luas dan dalam (dinamis), manusia sudah pernah ke planet terjauh tetapi belum pernah ke laut terdalam, sehingga dibutuhkannya alat dan metode untuk melakukan pendeskripsian kolom dan dasar laut, dan saat ini metode yang paling baik adalah dengan menggunakan akustik.
Metode akustik merupakan proses-proses pendeteksian target di laut dengan mempertimbangkan proses-proses perambatan suara, karakteristik suara, faktor lingkungan, dan kondisi target. Kelebihan dari metode akustik ini, yaitu berkecepatan tinggi, estimasi stok ikan secara langsung, dan memproses data secara real time, tepat, dan akurat. Akustik terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
·         Akustik Pasif merupakan suatu aksi mendengarkan gelombang suara yang datang dari berbagai objek pada kolom perairan. Manfaar dari akustik pasif ini yaitu, untuk mendengarkan ledakan bawah air (gempa bumi, letusan gunung berapi, suara aktifitas ikan, aktifitas kapal, dan untuk mendeteksi kondisi bawah air.
·         Akustik Aktif untuk mengukur jarak adan arah dari objek yang dideteksi dan ukuran relatifnya dengan menghasilkan pulsa suara dan mengukur waktu tempuh dari pulsa dengan memakai prinsip sonar untuk pengukuran bawah air.

Berikut ini yang dipelajari dalam akustik kelautan, yaitu :
1. Kecepatan Rambat Suara

       Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium (yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal.
Gelombang air laut saat mendekati pantai akan berubah panjang gelombangnya
Sumber : www.wikipedia.org


        Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis medium perambatannya. Medium udara, air, zat padat dan suhu akan menghasilkan cepat rambat bunyi yang berbeda-beda.Semakin padat suatu medium makin rapat pula partikel dalam medium dan makin kuat gayakohesi diantara partikel medium tersebut. Sehingga suatu bagian dari medium yang bergetar akan menyebabkan bagian lain ikut bergetar secara cepat.Demikian pula dengan suhu suatu medium. Makin tinggi suhu suatu medium, makin cepatgetaran partikel-partikel dalam medium tersebut, sehingga proses perpindahan getaran semakin cepat.
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan suara di perairan laut, sebagai berikut:
·         Pada suhu, temperatur yang lebih panas atau lebih dingin mempengaruhi kecepatan bunyi di udara. Pada prinsipnya semakin tinggi suhu suatu medium, maka semakin cepat rambat bunyi dalam medium tersebut. Dikarena makin tinggi suhu, maka semakin cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut. Akibatnya, proses perpindahan getaran makin cepat.
·      Pada tekanan, setiap penambahan kedalaman makatekanan akan semakin tinggi. Semakin tinggi tekanan maka akan semakin tinggi cepat rambat bunyinya. Hal tersebut karena partikel-partikel zat yang bertekanan tinggi terkompresi sehingga cepat rambat yang dihasilkan lebih besar. Pengaruh tekan akan lebih besar dari suhu dan salinitas pada lapisan Deep Layer. Pada kedalaman berdasarkan kecepatan suara dibagi dalam 3 zona, yaitu :
ü  Zona 1 (mix layer) : Kecepatan suara cenderung meningkat akibat faktor perubahan tekanan mendominasi faktor perubahan suhu
ü  Zona 2 (termochline) : Kecepatan suara menurun dan menjadi zona minimum kecepatan suara akibat terjadinya perubahan suhu yang sangat drastis dan mendominasi faktor perubahan tekanan.
ü  Zona 3 (deep layer) : Kecepatan suara meningkat kembali akibat faktor perubahan tekanan mendominasi kembali faktor perubahan suhu.
·  Pada salinitas, cepat rambat bunyi terhadap salinitas seharusnyaberkurang seiring kenaikan salinitas karena meningkatnya densitas. Akan tetapi kenaikan salinitas meningkatkan modulus axial (larutan menjadi kurang kompres), sehingga tiap kenaikan salinitas akan meningkatkan cepat rambat bunyi.
·  Pada densitas, makin rapat medium umumnya semakin besar cepat rambat bunyi dalam medium tersebut. Penyebabnya adalah makin rapat medium maka makin kuat gaya kohesi antarpartikel. Akibatnya pengaruh suatu bagian medium kepada bagian yang lain akan mengikuti getaran tersebut dengan segera sehingga perpindahan getaran terjadi sangat cepat.
            Kecepatan perambatan gelombang suara di air adalah antara 1450 m per detik sampai dengan 1540 meter per detik. Kecepatan perambatan gelombang suara ini sangat dipengaruhi oleh temperatur, salinitas dan kedalaman air laut. ada juga persamaan yang menggambarkan dan membuktikan bahwa ada pengaruh ini, yaitu:
            C = (1449.2 + 4.6T) – (0.055 T2) + 0.00029T3 + (1.34 – 0.010T)(S-35) + 0.016z
Keterangan :
            C = kecepatan suara [m/s]
            T = suhu [oC]
            Z = kedalaman [m]
            S = salinitas [psu]
Komponen-komponen dalam metode akustik, antara lain:
·         Absorbsi dapat diartikan sebagai transmisi yang hilang sejak berada di echosouder dari transducer. Absorbsi bergantung pada banyak hal, antara lain: suhu, salinitas, pH, kedalaman dan frekuensi. Proses absorbsi yaitu menjauh dari tranducer.
·         Target strength adalah kekuatan pantulan gema yang dikembalikan oleh target dan relative terhadap intensitas suara yang mengenai target. Target strength didefinisikan sebagai sepuluh kali nilai logaritma dari intensitas yang mengenai ikan (Ii)
                        TS = 10log (Ir/Ii)
            Keterangan:
                        Ir = energy suara yang dipantulkan yang diukur
                        Ii = energy suara yang mengenai ikan
·  Backscattering strength adalah rasio antara intensitas yang direfleksikan oleh suatu kelompok single target yang diukur dari target. Scattering volume (SV) merupakan rasio antara intensitas suara yang direfleksikan oleh suatu grup single target yang berada pada suatu volume air tertentu (1m3).
                  V = 10 log pV + TS
Keterangan:
                  SV = Scattering Volume
                  ρ    = Densitas perairan
                  V   = Volume perairan
                  TS = Target Strength
2. Atenuasi Gelombang Suara
   
Atenuasi adalah kekuatan sinyal berkurang atau melemah bila jaraknya terlalu jauh melalui media transmisi, baik dengan menggunakan media transmisi guide seperti kabel, atau media transmisi unguide seperti gelombang. Atenuasi biasa terjadi pada sinyal analog, karena atenuasi berubah-ubah sebagai fungsi frekuensi, sinyal yang diterima menjadi menyimpang dan mengurangi tingkat kejelasan.  Dalam arti lain atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal mdan juga oleh karena makin tingginya frekuensi sinyalo mengalami berbagai perlakuan dari medium (kanal) yang dilaluinya. Ada satu mekanisme dimana sinyal yang melewati suatu medium mengalami pelemahan energi yang selanjutnya yang diokenal dengan atenuasi (Pelemahan atau redaman) sinyal. Atenuasi disebabkan oleh 3 faktor, yaitu Absorpsi, Hamburan (scattering) dan Mikro-beding.
Atenuasi terjadi sebelum pantulan (refleksi) dari gelombang suara. Medium seperti jaringan (tissue) akan menurunkan amplitudo dan intensitas ketika suara menembusnya. Reduksi amplitudo dan intensitas gelombang dalam perjalanan melewati medium disebut atenuasi. Adapun satuan dari atenuasi adalah decibels (dB). Sedangkan koefisien atenuasi adalah atenuasi yang terjadi persatuan panjang gelombang yang satuannya decibels per centimeter (dB/cm).

Attenuation (dB) = attenuation coefficient (dB/cm) x path length (2)

Ketika gelombang suara melewati suatu medium, intensitasnya semakin berkurang dengan bertambah kedalaman. Hal yang menyebabkan pelemahan gelombang adalah proses refraksi, hamburan, dan absorbsi. Absorbsi adalahpenyerapan energi suara oleh medium dan diubahnya menjadi energi bentuk lain.Hal ini menyebabkan pulsa ultrasonik yang bergerak melewati suatu zat akanmengalami kehilangan energi. Besarnya energi yang diabsorbsi sebanding dengan koefisien pelemahandan tebalnya medium yang dilalui. Setiap medium memiliki koefisien pelemahanyang berbeda-beda. Semakin kecil koefisien pelemahan maka semakin baik medium itu sebagai media penghantar. Penyerapan energi gelombang ultrasonik akan mengakibatkan berkurangnya amplitudo gelombang ultrasonik.
3. Shadow Zone
                Shadow Zone ini merupakan daerah dimana temperatur dan salinitas laut pada lapisan tersebut dapat memantulkan gelombang suara yang datang. Shadow Zone adalah suatu wilayah dimana gelombang suara tidak dapat merambat atau lemah sehingga hampir tidak dapat merambat dalam suatu medium. Menurut Urick (1983) di kolom perairan terjadi pembelokan gelombang suara (refraksi) yang terjadi karena perbedaan kedalaman, salinitas dan suhu air laut.  Pengaruh yang paling nyata terlihat jika terjadi kenaikan suhu air laut sebesar 1 oC akan menyebabkan meningkatnya kecepatan suara sebesar 1m/detik. Akibatnya jika suhu meningkat menurut kedalaman maka gelombang suara yang dipancarkan akan cenderung dibelokan ke arah permukaan air. Sebaliknya jika suhu menurun karena kedalaman maka gelombang suara akan cenderung dibelokan ke dasar perairan.  Karena terjadi pembelokan gelombang suara ke permukaan dan ke dasar perairan, maka terdapat wilayah yang tidak terjadi perambatan gelombang suara yang disebut shadow zone.   Jarak dari sumber suara ke shadow zone ditentukan oleh laju perubahan suhu terhadap kedalaman, kedalaman sumber suara, dan kedalaman penerima suara.

Sumber : http://www.dosits.org/

4. CTD (Conductivity Temperature Depth)
CTD adalah alat yang digunakan dalam sampling oseanografi untuk mengukur salinitas air laut, suhu serta kedalaman air laut pada tempat dan kedalaman yang diinginkan. Alat ini terdiri dari 3 sensor utama, yaitu sensor tekanan untuk pengukuran kedalaman, thermistor sebagai sensor suhu, dan sel induktif (conductivity) sebagai sensor salinitas, juga dapat diberikan sensor tambahan seperti sensor klorofil, kekeruhan, oksigen dsb. Umumnya ada 3 komponen utama  dalam pengoperasian CTD yaitu : CTD, perangkat komputer dengan software-nya, dan perangkat interface sebagai unit penghubung antara CTD dan komputer.


a
gambar CTD
sumber : http://web.ipb.ac.id

5. ADCP (Accoustic Doppler Current Profiler)
Prinsip kerja ADCP berdasarkan perkiraan kecepatan baik secara horizontal maupun vertikal menggunakan efek Doppler untuk menghitung kecepatan radial relatif, antara instrumen (alat) dan hamburan di laut. Tiga beam akustik yang berbeda arah adalah syarat minimal untuk menghitung tiga komponen kecepatan. Beam ke empat menambah pemborosan energi dan perhitungan yang error. ADCP mentransmisikan ping, dari tiap elemen transducer secara kasar sekali tiap detik. Echo yang tiba kembali ke instrumen tersebut melebihi dari periode tambahan, dengan echo dari perairan dangkal tiba lebih dulu daripada echo yang berasal dari kisaran yang lebih lebar. Profil dasar laut dihasilkan dari kisaran yang didapat. Pada akhirnya, kecepatan relatif, dan parameter lainnya dikumpulkan diatas kapal menggunakan Data Acquisition System (DAS) yang juga secara optional merekam informasi navigasi, yang diproduksi oleh GPS.

 
gambar 1. ADCP
sumber : http://seandy-laut-biru.blogspot.com

Prinsip Kerja:
Perhitungan navigasi, menggunakan kalibrasi yang dilakukan sekali secara lengkap.Arus absolut yang melampaui kedalaman atau kedalaman referensi didapatkan dari rata-rata kecepatan relatif kapal. Arus absolut pada setiap kedalaman dapat dibedakan dari data terakhir dari kapal navigasi dan perhitungan relatif ADCP
Prinsip Perhitungan Gelombang Oleh ADCP.


Gambar 2. Prinsip kerja ADCP
sumber : http://seandy-laut-biru.blogspot.com

Prinsip dasar perhitungan dari perhitungan arus/gelombang yaitu kecepatan orbit gelombang yang berada dibawah permukaan dapt diukur dari keakuratan ADCP. ADCP  mempunyai dasar yang menjulang,dan mempunyai sensor tekanan untuk mengukur pasang surut dan rata-rata kedalaman laut. Time series dari kecepatan, terakumulasi dan dari time series ini, kecepatan spektral dapat dihitung. Untuk  mendapatkan ketinggian diatas permukaan, kecepatan spektrum dierjemahkan oleh pergeseran permukaan menggunakan kinematika linear gelombang.  Kegunaan ADCP pada berbagai aplikasi :
1.         Perlindungan pesisir dan teknik pantai.
2.         Perancangan pelabuhan dan operasional
3.         Monitoring Lingkungan
4.         Keamanan Perkapalan
ADCP  dapat menghitung secara lengkap, arah frekuensi gelombang spektrum, dan dapat dioperasikan di daerah dangkal dan perairan dalam. Salah satu keuntungan ADCP adalah, tidak seperti directional wave buoy, ADCP dapat dioperasikan dengan resiko yang kecil atau kerusakan. Sebagai tambahan untuk frekuensi gelombang spektal, ADCP juga dapat digunakan untuk menghitung profil kecepatan dan juga level air.
Keuntungan ADCP:
1.       Definisi yang tinggi dari arah arus/gelombang pecah.
2.       Logistik yang sederhana dengan bagian bawah yang menjulang
3.       Kerusakan yang kecil, dan resiko yang kecil.
4.       Kualitas perhitungan permukaan yang tinggi yang berasal dari dasar laut.

ADP/ADCP keistimewaannya meliputi

  • Dapat bekerja di kapal dengan penentuan posisi yang lengkap termasuk bottom-tracking dan permukaan laut untuk transek dengan menggunakan GPS.
  •  ADCP memberikan sistem real-time untuk pesisir pantai, dan monitoring pelabuhan.
  • ADCP mudah digunakan untuk mengukur arus
  • Mempunyai system otomatik yang dilengkapi dengan baterai dan perekam untuk buoy lepas pantai atau bottom-mounting.

Pengenalan dari ADCP



Gambar 3. (a)Standard and Mini ADPs, (b) ADP Depth Cells ViewADP, (c) ViewADP
sumber : http://seandy-laut-biru.blogspot.com

SonTek/YSI ADP (Acoustic Doppler Profiler) adalah alat ukur arus muka laut berperforma tinggi yang akurat, dapat diandalkan dan mudah untuk digunakan. ADCP menghitung kecepatan 3D dengan kedalaman yang spesifik dari setiap cell  sampai kira-kira 220 m. Design pertama  dari pengukur arus  hanya sebatas untuk mengukur perairan dangkal., the ADP telah mengalami revolusi sejarah dalam pengukuran arus sejak diperkenalkan pada tahun 1984. Software windows  ViewADP dapat melakukan  post-processing program yang membuat  menjadi lebih mudah  dalam tampilan dan mudah untuk menganalisa data.

Prinsip Pengoperasian
SonTek/YSI ADPs tergolong dalam  kumpulan instrument yang dikenal  sebagai akustik dopler current profiler. Lebih dari beberapa decade alat ini telah mengembangkan kemampuan untuk mengukur arus secara lebih detail untuk aplikasi di lapangan. Sejak diperkenalkan pada tahun 1984 sebagai alat pertama pengukuran arus untuk perairan dangkal, ADP telah banyak mengalami kemajuan  sebagai alat pengukur arus. Dokumen di bawah ini meliputi pengenalan dasar dari prinsip penggunaan ADCP.
The ADP menghitung kecepatan  dari air dengan menggunakan prinsip fisika yang dikenal disebut perubahan Dopler. Pada bagian ini jika sumber dari suara  bergerak relative  ke receiver frekuensi dari suara di receiver  mengalami perubahan dari frekuensi transmisi.
Fdoppler = -2Fsource ( V / C )
Dari persamaan ini , V  adalah kecepatan relative diantara sumber dan receiver (i.e.; Gerakan mengindikasikan  perubahan jarak diantara keduanya., C adalah kecepatan dari suara, Fdoppler perubahan dari frekuensi receiver di receiver (i.e., the Doppler shift), dan Fsource frekuensi dari transmisi suara. Ilustrasi dari operasional dari sistem Doppler monostatis, seperti ADP ( monostastis mengindikasikan fakta bahwa transducer yang sama digunakan sebagai receiver dan transmitteris . Transducer Son Tek SonTek transducers dibangun untuk menghasilkan beam sempit suara, dimana energi utama terkonsentrasi pada sebuah kerucut yang hanya beberapa derajat lebarnya. Setiap transducer menghasilkan pulsa suara yang frekuensinya diketahui. Pada saat suara merambat di air, suara itu memantul ke segala arah oleh partikel-partikel (sedimen, bahan biologis, gelembung).Sebagaimana beberapa bagian memantulkan energi yang merambat kembali sepanjang transducer axis,kearah transducer dimana, perhitungan proses elektronik berubah seiring frekuensi .Pergantian Doppler diukur dari pantulan single transducer , kecepatan diair sepanjang axis pasa beam akustik. 


SUMBER :
Bahan Mata Kuliah Akustik Kelautan
http://web.ipb.ac.id/~nurjaya/deskripsi.html
http://seandy-laut-biru.blogspot.com/2010/01/acoustic-doppler-current profiler-adcp.html
http://awalahas-samuderapengetahuan.blogspot.com/2011/03/akustik-kelautan.html
http://www.scribd.com/doc/52299378/19/Atenuasi














Minggu, 01 April 2012

Ekologi Laut Tropis

INTERAKSI TERUMBU KARANG DENGAN IKAN KARANG


video dibawah ini merupakan salah satu ikan karang yang defensif dalam menjaga habitat atau teritorialnya.

                                                Video ikan karang dengan terumbu karang
                                                               Sumber : Youtube.com

Seperti yang kita sudah ketahui, terumbu karang adalah ekosistem bawah laut berupa deposit kalsium karbonat yang dihasilkan terutama hewan karang. Hewan karang itu sendiri adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata (hewan berongga) atau Cnidaria.

Fungsi dan Peranan Ikan Karang terhadap Terumbu Karang
                 
Choat dan Bellwood peneliti terkemuka ikan karang menyebutkan bahwa interaksi yang kuat antara ikan karang dan terumbu karang sebagai habitat tidak hanya dijelaskan dari konteks fisik namun juga melalui perilaku makan ikan. Ikan harus makan untuk dapat bertahan hidup, dan apa yang dimakan oleh ikan karang merupakan informasi yang penting dalam mempelajari ekologi ikan yang hidup di terumbu karang. Perilaku makan  ikan karang akan memberi pengaruh terhadap keseluruhan ekosistem terumbu karang dan juga sebaliknya.
Memahami tentang taraf trofik (terkait dengan tipe makanan) ikan karang adalah hal yang penting dalam mempelajari ikan karang. Perilaku makan pada ikan karang dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu : herbivora, planktivora, dan karnivora. Ketiga bagian ini mewakili kelompok utama dalam ikan karang.
Ikan herbivora adalah kelompok yang paling tinggi penyebaran dan kelimpahannya di daerah terumbu karang. Ikan herbivora terdiri dari sekitar 76 spesies Siganidae, 25 spesies Scaridae, 79 spesies Pomacentridae dan sekitar 159 spesies yang bersifat omnivora-herbivora.
Choat menyatakan bahwa ikan – ikan herbivora mempunyai tiga peranan penting pada ekosistem terumbu karang. Pertama, sebagai konsumer dari produsen, herbivora merupakan penghubung antara aliran energi yang berasal dari produsen ke konsumen tingkat 2 (karnivora). Kedua, mereka mempengaruhi penyebaran, ukuran, komposisi dan bahkan pertumbuhan dari tumbuhan di terumbu karang. Komposisi dan struktur dari tumbuhan yang berasosiasi dengan terumbu karang digambarkan melalui konteks aktivitas herbivori. Pemangsaan oleh ikan herbivora (grazing) secara substansi mengubah alga yang ada di terumbu, dimana hal ini memberika pengaruh positif maupun negatif pada karang. Ketiga, interaksi antara ikan – ikan herbivora merupakan  alat dalam model demografi dan perilaku ikan karang secara keseluruhan.
Hampir semua ikan karang merupakan planktivora pada masa larva dan juvenilnya, meskipun ada yang berganti tipe makanan pada masa dewasanya tergantung adaptasinya . Terumbu karang mempunyai ikan planktivora yang aktif pada siang (diurnal) dan malam hari (nokturnal). Ikan yang aktif pada siang hari yaitu Serranidae, Chaetodontidae, Pomacentridae dan Balistidae, sedangkan yang aktif pada malam hari yaitu Holocentridae, Priacanthidae dan Apogonidae.
Makanan utama ikan planktivora adalah krustasea kecil kelompok copepoda seperti calanoid dan cylopoid. Zooplankton  ini berukuran terbesar 3 mm  dan paling banyak pada ukuran <1 mm. Proporsi  zooplankton dalam jumlah besar ini berasal dari laut lepas. Ikan planktivora mengkonsumsi plankton yang berasal dari laut lepas dalam jumlah besar. Hal tersebut memunculkan dugaan bahwa ikan planktivor merupakan penghubung utama antara terumbu karang dan laut lepas.
Paling sedikit ada tiga jalur yang dilalui energi yang didapat oleh ikan planktivora untuk kembali ke unsur – unsur  lain yang terdapat di terumbu karang. Pertama, planktivora kemungkinan dimangsa oleh piscivora(pemakan ikan). Kedua, planktivora menghasilkan feses dalam jumlah besar  yang jatuh pada karang dan dikonsumsi oleh ikan lain juga herbivora dan detritivora. Dan cara yang ketiga adalah apabila ikan planktivora mengalami kematian.
Jenis karnivora di daerah terumbu karang lebih umum banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis ikan herbivora dan planktivora. Ikan jenis ini biasanya mengkonsumsi invertebrate bentik karang, seperti halnya crustacea (kepiting, udang, amphipod dan stomatopod), polychaeta maupun echinodermata.
Ikan karnivora digolongkan menjadi 3 tipe karnivora, yaitu karnivora pemakan ikan lainnya (piscivora), pemakan invertebrata dan pemakan zoobentos. Diantara tiga tipe karnivora tersebut, spesies yang spesialis memakan invertebrata dan zoobentos terlihat lebih umum dibanding piscivora.
Ikan karnivora mempunyai morfologi untuk makan yang bervariasi, mulai dari mulut kecil yang khusus seperti pada spesies Forceps Butterflyfish (Forcipiger spp) sampai struktur mulut yang besar seperti pada spesies Scorpionfish (Scorpaenidae), Kakap (Lutjanidae) dan Kerapu (Seranidae). Karnivora mempunyai peranan penting dalam siklus energi dimana hal tersebut terkait dengan struktur fisik terumbu, pola makan ikan dan siklus nutrien.
Berdasarkan kebiasaan mencari makan, ikan terumbu terbagi atas tiga yaituikan ikan  diurnal (ikan yang aktif pada siang hari) dan ikan nokturnal (ikan yang aktif pada malam hari). Sebagian besar ikan  yang ditemukan menyebar atau terdistribusi secara luas diterumbu karang merupakan kelompok ikan-ikan diurnal.
Kelompok ini pada umumnya mencari makan dan tinggal di permukaan karang dengan memakan plankton, alga, atau hewan yang lebih kecil yang terdapat baik di kolom air maupun di permukaan terumbu .Ikan-ikan diurnal ini merupakan sebagian besar dari famili ikan yang terdapat di ekosistem terumbu karang seperti Pomacentridae, Chaetodotidae, Pomachantidae, Acanthuridae, Labridae, Lutjanidae, Balistidae, Serranidae, Cirrithidae, Tetraodontidae, Bleiidae dan Gobiidae.
Tipe kedua adalah ikan nokturnal (ikan yang aktif pada malam hari). Pada siang hari ikan-ikan ini jarang terlihat, karena umumnya berlindung dalam gua-gua atau celah-celah karang, famili yang termasuk kelompok ikan nokturnal adalah Holocentridae, Apogonidae, Haemulidae, Muraenidae, dan Scorpaenidae.  Diantara ikan-ikan yang ditemukan di ekosistem terumbu karang, terdapat sebagian kecil kelompok ikan yang merupakan ikan-ikan yang sering melintasi ekosistem terumbu karang pada saat tertentu untuk mencari makan namun tidak menghabiskan seluruh daur hidupnya di ekosistem ini, ikan ini merupakan ikan dari Famili Scombridae, Sphyraenidae, dan Caesionidae.
Sedangkan tipe terakhir adalah tipe abu-abu, ikan Crespuscular ( ikan yang aktif diantara pergantian siang ke malam atau malam ke siang). Beberapa famili yang masuk dalam kelompok ini adalah Carangidae, Barracuda, dan Scorpaenidae.

selanjutnya akan dibahas interaksi terumbu karang dengan plankton di blog teman saya :
http://gilanggunawannnnn.blogspot.com/

Referensi :
Anonim. 2011. (http://bung-danon.blogspot.com/2011/07/ikan-sebagai-komponen-ekosistem-terumbu.html) Diakses pada tanggal 30 Maret 2012 pukul 21.45 WIB

                

Kamis, 22 Maret 2012

Faktor Penyebab Terjadinya Warna Air Laut

Secara umum warna air laut di seluruh dunia berkisar mulai dari biru violet gelap yang terjadi di laut tropis atau sekitar khatulistiwa, dimana terdapat proses produktivitas biologi yang rendah sampai padawarna hijau kekuningan yang terdapat di daerah subtropis dimana laju produktivitas biologinya tinggi. Cahaya tampak yang dipancarkan oleh sinar matahari ke laut mempunyai panjang gelombang 0,38 - 0,76 . Cahaya tampak ini sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa panjang gelombang mulaidari yang pendek ke panjang adalah violet, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi warna air laut secara umum:
•    Kejernihan
•    Zat - zat terlarut dalam air laut
•    Endapan atau penutup dasar laut
•    Kedalaman dasar laut
•    Mikroorganisme yang hidup di laut

Warna air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu mencapai 200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15 – 40 meter. Laut yang jernih merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang dari cangkang binatang koral.

Ada beberapa warna-warna air laut karena beberapa sebab:
a. Pada umumnya lautan berwarna biru, hal ini disebabkan oleh sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
b. Warna kuning, karena di dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina.
c. Warna hijau, karena adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar.
d. Warna putih, karena permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan. Aliran air dari glaycer banyakmembawa tepung batu yang merupakan hasil pelapukan material daratan, kemudian dibawa oleh aliran air tawar menuju estaurine.
e. Warna ungu, karena adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar-sinar fosfor seperti di laut ambon.
f. Warna hitam, karena di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam
g. Warna merah, karena banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah yang terapung-apung.

selanjutnya akan dibahas tentang hubungan cahaya matahari dengan warna air laut yang  akan lebih dijelaskan dalam blog teman saya dengan link :
Hamaslovers.blogspot.com